Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Post a Comment



1. Penelitian Kuantitatif.


Penelitian Kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena alam. Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau menggunakan analisis statistik, untuk menunjukkan hubungan antarvariabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan geografi.

Metode yang sering digunakan adalah experimental, survei, dan korelasional. Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik, literatur yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas. Pada penelitian kualitatif, proposalnya lebih singkat dan tidak banyak kajian literatur, pendekatan dijabarkan secara umum, dan biasanya tidak menyajikan rumusan hipotesis.

Dalam penelitian kuantitatif menggunakan kerangka berfikir untuk menjelaskan kerangka kerja penelitian yang akan dilakukan. Kerangka berfikir adalah alur berfikir yang dibangun dari konsep-konsep teoritis dan didukung oleh hasil penelitian empiris yang berguna untuk membangun suatu hipotesis. Kerangka berpikir biasanya disingkat dalam bentuk paradigma, yaitu bagan kerangka teoritis.
Paradigma adalah cara pandang atau pendekatan terhadap obyek (subyek), sedangkan data adalah apa yang dihasilkan dari cara pandang tersebut. Jadi, paradigma kualitatif dapat menggunakan data kuantitatif, demikian pula sebaliknya. Namun, biasanya, data-data tersebut merupakan data-data pendukung untuk memperkuat data-data utama yang telah dihasilkan dari paradigma yang sama. Misalnya, ketika mendepenelitiankan sebuah fenomena pelacuran di suatu daerah tertentu, ditemukan informasi dari salah satu informan bahwa salah satu penyebabnya adalah faktor ekonomi. Informasi ini dapat diperkuat dengan data statistik yang telah ada mengenai persentasi tingkat kemiskinan masyarakat di daerah tersebut.

Paradigm is a model or schema theoritical approach atau skema dari pendekatan teori atau kerangka teori (Theodorson, A Modern Dictionary of Sociology). Oleh karena itu berbeda paradigma akan berbeda action-nya.

Sistematika Penelitian Kuantitatif.
Sistematika dalam laporan penelitian kuantitatif dapat mengikuti sistematika seperti berikut ini.
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR/BAGAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan
F. Manfaat Penelitian
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Kajian Penelitian Yang Relevan (Hasil Penelitian Terdahulu)
C. Pengajuan Hipotesis
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Waktu dan Tempat Penelitian
C. Variabel Penelitian
D. Metode Pengumpulan Data
E. Populasi. Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Validitas dan Reliabilitas
H. Teknik Analisis Data
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Data Hasil Penelitian
B. Pengujian Hipotesis
C. Pembahasan Hasil Penelitian
D. Keterbatasan Penelitian
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENELITI

Guna menghindarkan bias dan salah paham sehubungan dengan sistematika dan subtansi laporan penelitian, maka kerangka dan sistematika penelitian model penelitian kuantitatif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Halaman Judul.
Halaman judul sama dengan halaman cover. Halaman sampul berisi: judul penelitian secara lengkap, nama dan tahun pembuatan. Semua tulisan pada halaman ini dicetak dengan huruf besar (kapital). Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur secara sistematis, rapi dan serasi.

Abstrak.
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf besar, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada) diakhiri titik. Judul digarisbawahi atau dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertama dari setiap kata bukan kata depan) dan diakhiri dengan titik. Abstrak memuat bagian isi penelitian secara singkat. Banyaknya kata dalam abstrak antara 600-1000 kata. Isi abstrak meliputi
  1. Alinea pertama berisi judul penelitian dan jenis penelitian.
  2. Alinea kedua berisi tujuan penelitian.
  3. Alinea keempat berisi metode dan alat analisis.
  4. Alinea kelima berisi hasil penelitian dan kesimpulan
Kata Pengantar.
Penulisan kata pengantar, bukan merupakan tulisan ilmiah. Jadi penulis bebas menentukan bagaimana cara menulisnya. Secara umum, kata pengatar meliputi:
  1. Alinea pertama berisi pernyataan syukur penulis kepada Allah SWT.
  2. Alinea kedua berisi maksud dan tujuan penulisan penelitian.
  3. Alinea ketiga berisi tentang ucapan terima kasih penulis kepada pihak berbagai pihak terkait.
  4. Alinea keempat berisi permohonan kritik, saran dan harapan penulis kepada pembaca. Pada bagian akhir teks (di pojok kanan bawah) dicantumkan kata Penulis tanpa menyebut nama terang.
Daftar Isi.
Di dalam halaman daftar isi memuat judul bab, judul subbab, dan judul anak subbab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital (besar), sedangkan judul subbab dan anak subbab hanya harus awalnya saja yang diketik dengan huruf besar. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi laporan penelitian.

Daftar Tabel.
Halaman daftar tabel memuat: nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan judul tabel yang terdapat di dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi jarak satu setengah spasi.

Daftar Gambar/Bagan.
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatan dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan yang lainnya diberi jarak setengah spasi.

Latar Belakang Masalah.
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoritik ataupun kesenjangan praktis yang melatar belakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas tentang teori, hasil-hasil penelitian terdahulu, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah maupun pengalaman atau pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang kokoh.

Identifikasi Masalah.
Dalam identifikasi masalah dikemukakan masalah-masalah yang memiliki keterkaitan dengan grand masalah, kemudian dibatasi bila tidak semua masalah ingin/dapat diteliti.

Pembatasan Masalah.
Pembatasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas Permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan peneliti dapat mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dan faktor mana yang tidak termasuk ke dalam ruang lingkup pernasalahan penelitian. 

Rumusan Masalah.
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian.
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedang rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam kalimat pernyataan.
Kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat
disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.

Kajian Pustaka.
Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang rasional dan dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Bab II.

Landasan teori dapat menggunakan berbagai sumber seperti jurnal penelitian, penelitian, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoritis adalah telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang. Pemilihan bahan pustaka yang akan diuji didasarkan pada dua prinsip, yaitu: (1) prinsip kemutakhiran dan (2) prinsip relevansi.

Dalam Kajian Pustaka terdapat kajian penelitian yang relevan/telaah pustaka, yang merupakan penjelasan atau memperkuat hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka/landasan teoritik yang dipakai serta hubungannya dengan penelitian yang terdahulu yang relevan.
Kajian penelitian yang relevan/telaah pustaka memuat uraian sistematis tentang penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam telaah pustaka ini harus secara jelas dinyatakan bahwa permasalahan yang akan diteliti belum terjawab atau belum terpecahkan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

Hipotesis Penelitian.
Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan
teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.

Secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab II (Bab Landasan Teori) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, di dalam latar belakang masalah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.

Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau dileksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.

Rancangan Penelitian.
Pada bagian ini akan dijelaskan penelitian yang dilakukan menggunakan desain atau rancangan yang mana, apakah untuk korelasional, prediksi, atau yang lainnya.
Waktu dan Tempat Penelitian.
Kapan dan dimana penelitian itu dilakukan.

Variabel Penelitian.
Menjelaskan variabel dan indikator vanabel penelitian dengan mengacu landasan teori tentang variabel sebagimana dijelaskan dalam Bab II.

Metode Pengumpulan Data.
Metode yang digunakan dalarn pengumpulan data, yaitu dapat menggunakan data primer maupun sekunder. Sesuai dengan keperluan atau tujuan penelitian apakah mmenggunakan kuesioner, studi dokumen, atau yang lainnya .

Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel.
Menjelaskan populasi dan sampel penelitian, serta bagaimana cara pengambilan sampel berdasarkan acuan teori yang dipakai.

Teknik Pengumpulan Data.
Dalam bagian ini dikemukakan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman data,yaitu terkait dengan fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana penyajian bukti nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan memiliki fidelitas rendah). Sedangkan dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan observasi dilakukan secara sistematis  dan terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman, format ringkasan rekaman data dan prosedur perekaman diuraikan daripada bagian ini. Selain itu kemukakan pula waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data.

Validitas dan Reliabilitas.
Data lapangan yang akan dianalisis haruslah sudah memenuhi keabsahannya melalui uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas berhubungan dengan akurasi atau kesahihan data yang akan dianalisis, dan reliabilitas berhubungan dengan keajegan. Oleh karena itu instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data harus diujicobakan dulu yang selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas dari instrumen tersebut sebelum digunakan dalam pengumpulan data.

Teknik Analisis Data.
Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain peneliti dan penyaji dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, penentuan apa yang dilaporkan. Dalam analisis data untuk penelitian kuantitatif dapat menggunakan analisis statistik deskriptif, dan atau inferensial atau induktif baik menggunakan statistik parametrik (untuk data interval dan rasio) atau non parametrik (untuk data nominal dan ordinal), tergantung jenis data yang diperoleh.

Penyajian Data Hasil Penelitian.
Dalam penyajian data untuk masing-masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik deskriptif, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik yang berupa histogram, nilai rerata, simpangan baku atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan dalam subbab tersendiri dengan merujuk pada rumusan masalah atau tujuan penelitian.
Temuan penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, 'label maupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan terhadap hal tersebut masih diperlukan. Namun, bahasan pada tahun ini perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.

Pengujian Hipotesis.
Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis penelitian dapat dikemukakan sekali lagi dalam bab ini, termasuk hipotesis nolnya, dan masing-masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian itu secara ringkas dan padat. Penjelasan terhadap hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada interpretasi atas angka statistik yang diperoleh dari perhitungan statistik.

Pembahasan Hasil Penelitian.
Bab IV memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan dalam Bab III. Uraian ini terdiri atas hasil pengolahan data yang disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hasil analisis data. Penyajian data tersebut diperoleh dari pengamatan (apa yang terjadi) dan/ atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta depenelitian informasi lainnya (misalnya yang berasal dari dokumen, total, rekaman video, dan hasil pengukuran).

Hasil analisis data yang merupakan temuan penelitian disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan, dan motif yang muncul dari data. Di samping itu, temuan dapat berupa penyajian kategori, sistem klasifikasi dan tipologi.

Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian tentang karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat uraian tentang hasil pengujian hipotesis.

Keterbatasan Penelitian.
Hasil penelitian apapun yang telah dilakukan secara optimal oleh peneliti, disadari atau tidak tentu memiliki beberapa keterbatasan. Walaupun demikian hasil penelitian yang diperoleh tersebut tetap dapat dijadikan acuan awal bagipenelitian selanjutnya. Dalain hal in]
peneliti perlu menjelaskan beberapa keterbatasanketerbatasan penelitian yang dimaksud.

Kesimpulan.
Isi kesimpulan penelitian harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian terikat secara substantif terhadap temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh. Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam Bab IV. Tata urutannya pun hendaknya sama dengan yang ada di dalam Bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian tetap terpelihara.

Saran-saran.
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu, saran yang diajukan hendaknya telah spesifik. Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi, lembaga pemerintah maupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.

Daftar Pustaka.
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya dipakai sebagai bahan bacaan tetap tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam penelitian, harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi bahan-bahan pustaka yang dipakai oleh penulis, baik yang dirujuk maupun yang tidak dirujuk dalam teks. Untuk penelitian, artikel, daftar bahan pustaka yang ditulis hanya yang dirujuk dalam teks, sehingga istilah yang dipakai adalah daftar rujukan, bukan daftar pustaka.

Lampiran-Lampiran.
Lampiran-lampiran hendaknya berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk penelitian, misalnya instrumen penelitian, data mentah hasil penelitian, rumus-rumus statistik yang digunakan (bila perlu), hasil perhitungan statistik, surat izin dan tanda bukti telah melaksanakan pengumpulan dan penelitian, dan lampiran lain yang dianggap perlu. Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran dengan menggunakan angka (satu, dua, tiga, dan seterusnya).

Biodata Peneliti.
Biodata penelitian berisi riwayat hidup peneliti, tampat, tanggal lahir dan pendidikan yang telah ditempuh.


2. Penelitian Kualitatif.


Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. 

Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.

Penelitian kualitatif lebih subyektif daripada penelitian kuantitatif sepertisurvei, dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam(Wikipedia: 2009).

Menurut Brannen (1997: 9-12), secara epistemologis memang ada sedikit perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jika penelitian kuantitatif selalu menentukan data dengan variabel-veriabel dan kategori ubahan, penelitian kualitatif justru sebaliknya. Perbedaan penting keduanya, terletak pada pengumpulan data. Tradisi kualitatif, peneliti sebagai instrumen pengumpul data, mengikuti asumsi kultural, dan mengikuti data.

Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif) adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. 

Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif. Penelitian kualitatif mencakup berbagai pendekatan yang berbeda satu sama lain tetapi memiliki karakteristik dan tujuan yang sama. Berbagai pendekatan tersebut dapat dikenal melalui berbagai istilah seperti: penelitian kualitatif, penelitian lapangan, penelitian naturalistik, penelitian interpretif, penelitian etnografik, penelitian post positivistic, penelitian fenomenologik, humanistik dan studi kasus.

1. Analisis Data Kualitatif.
Menurut Miles & Huberman (1992: 16) “Bahwa analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.

a. Reduksi Data.
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (acapkali tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya.
Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, membuat memo). Reduksi data/transfoemasi ini berlanjut terus sesudah penelian lapangan, sampai laporan akhr lengkap tersusun.
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Dengan reduksi data peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan-nya dalam satu pola yang lebih luas, dsb. Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau peringkat-peringkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana.

b. Penyajian Data.
Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

c. Menarik Kesimpulan.
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan “kesepakatan intersubjektif” atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.

Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Moleong (1989), “bahwa analisis data pada umumnya mengandung tiga kegiatan yang saling terkait yaitu (a) kegiatan mereduksi data, (b) menampilkan data, dan (c) melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan”.
Sementara Sukardi (2006), mengatakan “Bahwa Ada beberapa elemen penting dalam analisis data yang penting dalam analisis data kualitatif yang perlu terus diingat oleh setiap peneliti dalam melakukan kegiatan analisis data adalah sebagai berikut:

a. Reduksi Data.
Proses analisis data mestinya dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji, langkah berikutnya adalah membuat rangkuman untuk setap kontak atau pertemuan dengan responden. Dalam merangkum data biasanya ada satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan tersebut. Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan ini disebut membuat abstraksi, yaitu membuat ringkasan yang inti, proses, dan persyaratan yang berasal dari responden tetap dijaga. Dari rangkuman yang dibuat ini kemudian peneliti melakukan reduksi data yang kegiatannya mencakup unsur-unsur spesifik termasuk (1) proses pemilihan data atas dasar tingkat relevansi dan kaitannya dengan setiap kelompok data, (2) menyusun data dalam satuan-satuan sejenis. Pengelompokkan data dalam satuan yang sejenis ini juga dapat diekuivalenkan sebagai kegiatan kategorisasi/variable, (3) membuat koding data sesuai dengan kisi-kisi kerja penelitian. Kegiatan lain yang masih termasuk dalam mereduksi data yaitu kegiatan memfokuskan, menyederhanakan dan mentransfer dari data kasar ke catatan lapangan. Dalam penelitian kualitatif-naturalistik, ini merupakan kegiatan kontinyu dan oleh karena itu peneliti perlu sering memeriksa dengan cermat hasil catatan yang diperoleh dari setiap terjadi kontak antara peneliti dengan responden.

b. Menampilkan Data.
Pada proses ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan, sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar variabel agar peneliti lain atau pembaca laporan penelitian mengerti apa yang telah terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Penampilan atau display data yang baik dan tampak jelas alur pikirnya, adalah merupakan hal yang sangat didambakan oleh setiap peneliti karena dengan display yang baik merupakan satu langkah penting untuk menuju kea rah jalan lancer untuk mencapai analisis kualitatif yang valid dan handal.

c. Verifikasi Data.
Pada langkah verifikasi peneliti sebaiknya masih tetap mampu, di samping tetap menuju ke arah kesimpulan yang sifatnya terbuka, juga peneliti masih dapat menerima masukan data dari peneliti lain. Bahkan pada langkah verifikasi ini sebagian peneliti juga masih kadang ragu-ragu untuk meyakinkan dirinya apakah mereka dapat mencapai pada tingkat final, di mana langkah pengumpulan data dinyatakan berakhir. Untuk dapat menggambarkan dan menjelaskan kesimpulan yang memiliki makna, seorang peneliti pada umumnya dihadapkan pada dua kemungkinan strategi atau taktik penting, yaitu: (1) memaknai analisis spesifik, (2) menarik serta menjelaskan kesimpulan.

Sistematika Penelitian Kualitatif.
Sistematika dalam penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Berikut ini dipaparkan sistematika yang digunakan dalam penelitian kualitatif.
Judul
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Bab I Pendahuluan
A. Konteks Penelitian
B. Fokus Kajian Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Bab II Perspektif Teoritis dan Kajian Pustaka
Bab III Metode Penelitian
A. Pendekatan
B. Batasan Istilah
C. Unit Analisis
D. Subyek dan Setting Penelitian
E. Pengumpulan Data
F. Analisis Data
G. Keabsahan data
Bab IV Hasil dan pembahasan
Bab V Kesimpulan dan saran
Daftar pustaka
Lampiran


Penjelasan secara ringkas keseluruhan unsur yang ada dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:

Judul, singkat dan jelas serta mengisyaratkan fenomena dan fokus kajian penelitian. Penulisan judul sedapat mungkin menghindari berbagai tafsiran yang bermacam-macam dan tidak bias makna.

Abstrak, ditulis sesingkat mungkin tetapi mencakup keseluruhan apa yang tertulis di dalam laporan penelitian. Abstrak penelitian selain sangat berguna untuk membantu pembaca memahami dengan cepat hasil penelitian, juga dapat merangsang minat dan selera orang lain untuk membacanya.

Perspektif teoritis dan kajian pustaka, perspektif teori menyajikan tentang teori yang digunakan sebagai perpektif baik dalam membantu merumuskan fokus kajian penelitian maupun dalam melakukan analisis data atau membahas temuan-temuan penelitian. Sementara kajian pustaka menyajikan tentang studi-studi terdahulu dalam konteks fenomena dan masalah yang sama atau serupa. 

Metode yang digunakan, menyajikan secara rinci metode yang digunakan dalam proses penelitian. 

Temuan–temuan penelitian, menyajikan seluruh temuan penelitian yang diorganisasikan secara rinci dan sistematis sesuai urutan pokok masalah atau fokus kajian penelitian. Temuan-temuan penelitian yang disajikan dalam laporan penelitian merupakan serangkaian fakta yang sudah direduksi secara cermat dan sistematis, dan bukan kesan selintas peneliti apalagi hasil karangan atau manipulasi peneliti itu sendiri.

Analisis penelitian menghasilkan temuan. Hasil temuan memerlukan pembahasan lebih lanjut dan penafsiran lebih dalam untuk menemukan makna di balik fakta. Dalam melakukan pembahasan terhadap temuan-temuan penelitian, peneliti harus kembali mencermati secara kritis dan hati-hati terhadap perspektif teoritis yang digunakan.


Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif juga dapat dilihat dari beberapa segi al:
  1. Desain Penelitian
    • Kualitatif bersifat umum, fleksibel, dan dinamis. Penelitian kualitatif sendiri dapat berkembang selama proses penelitian berlangsung.
    • Kuantitatif memiliki sifat yang khusus, terperinci, dan statis. Alur dari penelitian kuantatif sendiri sudah direncanakan sejak awal dan tidak dapat diubah lagi.
  2. Analisis Data
    • Kualitatif dapat dianalisis selama proses penelitian berlangsung.
    • Kuantitatif dapat dianalisis pada tahap akhir sebelum laporan.
  3. Istilah Subjek Penelitian
    • Kualitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan narasumber.
    • Kuantitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan responden.
  4. Cara Memandang Fakta
    • Kualitatif: Penelitian kualitatif memandang "Fakta/Kebenaran" tergantung pada cara peneliti menginterpretasikan data. Hal ini dikarenakan ada hal-hal kompleks yang tidak bisa sekedar dijelaskan oleh angka, seperti perasaan manusia. Penelitian kuantitatif berangkat dari data yang kemudian dijelaskan oleh teori-teori yang dianggap relevan, untuk menghasilkan suatu teori yang menguatkan teori yang sudah ada.
    • Kuantitatif: Penelitian kuantitatif memandang "Fakta/Kebenaran" berada pada objek penelitian di luar sana. Peneliti harus netral dan tidak memihak. Apapun yang ditemukan di lapangan, itulah fakta. Penelitian kuantitatif berangkat dari teori menuju data.
  5. Pengumpulan Data
    • Kualitatif: Penelitian kualitatif lebih berfokus pada sesuatu yang tidak bisa diukur oleh hitam putih kebenaran, sehingga pada penelitian kualitatif peneliti mengorek data sedalam-dalamnya atas hal-hal tertentu. Sehingga, kualitas penelitian kualitatif tidak terlalu ditentukan oleh banyaknya narasumber yang terlibat, tetapi seberapa dalam peneliti menggali informasi spesifik dari narasumber yang dipilih.
    • Kuantitatif: Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan serangkaian instrumen penelitian berupa tes/kuesioner. Data yang terkumpul kemudian dikonversikan menggunakan kategori/kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kualitas penelitian kuantitatif ditentukan oleh banyaknya responden penelitian yang terlibat.
  6. Representasi Data
    •  Kualitatif: Hasil penelitian kualitatif berupa interpretasi peneliti akan sebuah fenomena, sehingga laporan penelitian akan lebih banyak mengandung deskripsi.
    • Kuantitatif: Hasil penelitian kuantitatif dipresentasikan dalam bentuk hasil penghitungan matematis. Hasil penghitungan dianggap sebagai fakta yang sudah terkonfirmasi. Keabsahan penelitian kuantitatif sangat ditentukan oleh validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan.
  7. Implikasi Hasil Riset
    • Kualitatif: Hasil penelitan kualitatif memiliki implikasi yang terbatas pada situasi-situasi tertentu. Sehingga, hasil penelitian kualitatif tidak bisa digeneralisasi dalam setting berbeda.
    • Kuantitatif: Hasil penelitian kuantitatif berupa fakta/teori yang berlaku secara umum (generalized). Kapanpun dan di manapun, fakta itu berlaku.
  8. Macam Metode
    • Kualitatif: Fenomenologi, etnografi, studi kasus, historis, grounded theory.
    • Kuantitatif: Eksperimen, survey, korelasi, regresi, analisis jalur, expost facto.
  9. Tujuan Penelitian
    • Kualitatif: Memperoleh pemahaman mendalam, mengembangkan teori, mendeskripikan realitas dan kompleksitas sosial.
    • Kuantitatif: Menjelaskan hubungan antar variabel, menguji teori, melakukan generalisasi fenomena sosial yang diteliti.
  10. Jenis Data
    • Kualitatif: Deskriptif dan eksploratif
    • Kuantitatif: Numerik dan statistik

Rangkuman
Pengertian penelitian diterjemahkan dari kata “research” (Inggris) yaitu re (kembali) dan to search (mencari atau mencari kembali), yang kemudian oleh para ahli diterjemahkan sebagai riset. Penelitian merupakan aktivitas menelaah sesuatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah secara terancang dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru yang terandalkan kebenarannya (obyektif dan sahih) mengenai “dunia “alam” atau “dunia sosial” (Faisal,1999). Hillway dalam Saragih (1997) mengatakan bahwa penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadapa suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.

Dalam penelitian bidang Geografi dapat dilakukan penelitian kuantitatif maupun kualitatif, walaupun seringkali lebih banyak dilakukan penelitian kuantitatif berdasarkan fenomena geografis. Namun demikian merupakan suatu keniscayaan pula jika penelitian bidang geografi dilakukan secara kualitatif.

Terdapat beberapa alasan untuk melakukan penelitian kualitatif. Metode kualitatif dapat digunakan untuk memahami adanya suatu fenomena dan metode kualitatif dapat memberikan semua hal tentang fenomena yang sulit diberitahukan melalui metode kuantitatif. Dalam melakukan kegiatan penelitian dapat melakukan kombinasi antara metode kualitatif dengan metode kuantitatif. Salah satunya mungkin menggunakan data kualitatif untuk mengilustrasikan atau menerangkan data temuan yang diperoleh secara kuantitatif.

Sumber :
Modul Pelatihan Guru Pembelajar Mata Pelajaran Geografi Kelompok Kompetensi J, Dirjen GTK Kemendikbud, 2016


Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter